Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai Arsitektur Nusantara Minangkabau yang dilihat dari sisi pengetahuan arsitektur bukan pengetahuan antropologi. Dalam hal ini yang dibahas adalah arsitektur rumah tinggal masyarakat Minangkabau.
Banyak yang mengenal rumah gadang minangkabau
adalah rumah adat orang minangkabau di Sumatra barat. Orang
pasti banyak yang sering mendengar
kata gadang.
kata gadang sendiri adalah besar kata
gadang merupakan istilah bagi Rumah Besar/Rumah Buranjang. rumah gadang di namakan bukan karena fisik bangunannya yang besar, penamaan gadang sendiri karena fungsi bangunan tersebut.
selain tempat kediaman keluarga, Rumah Gadang juga merupakan perlambang
kehadiran satu kaum dalam satu nagari. serta sebagai pusat kehidupan dan
kerukunan seperti tempat bermufakat keluarga kaum dan melaksanakan upacara.
Bahkan sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit.
Berikut ini adalah syarat-syarat yang tepat dari rumah
bangunan tropis. Syarat ini di gunakan menyangkut desain bangunan atau kawasan yang
berkarakter bangunan tropis, dengan pengaruh terhadap lingkungannya.
·
View dan orientasi bangunan yang
sesuai dengan standar tropis
·
Menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis
·
Memperhatikan standar pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar
·
Memiliki karakter atau cirri khas yang mengekspos bangunan sebagai bangunan tropis
Rumah gadang di atas sudah memenuhi
syarat-syarat dari rumah tropis. Karena bahan yang di gunakan untuk bangunan
ini merupakan bahan yang mendukung iklim sekitar.
Suasana di sumatra barat yang panas tidak
berpengaruh dengan suasana di dalam rumah gadang. Karena akibat dinding yang di
gunakan terbuat dari kayu dan model atap yang tinggi, serta lantai yang jauh
dari permukaan tanah menyebabkan suasana di dalam rumah terasa sejuk dan
dingin.
Arsitektur
arsitektur minangkabau banyak di isi dengan ukiran-ukiran kayu yang mempunyai keterkaitan terhadap alam, religius, dan ornamentasi yang menunjuk pada kekhususannya.
arsitektur minangkabau banyak di isi dengan ukiran-ukiran kayu yang mempunyai keterkaitan terhadap alam, religius, dan ornamentasi yang menunjuk pada kekhususannya.
Beberapa
ukiran dari suku minangkabau
- Aka Bapilin (akar berpilin).
- Kaluak paku (gulungan pucuk pakis muda).
- Bungo mantimun (bunga mentimun).
- Daun kacang goreng.
- Daun sirih.
- Bada mudiak (iringan ikan teri ke hulu sungai).
- Itiak pulang patang (itik pulang sore).
- Kuciang lalok (kucing tidur).
- Limpapeh (lipas besar).
- Ramo-ramo (kupu-kupu).
- Sikambang manih.
-
Aka cino.
Pada bagian dinding Rumah Gadang di buat dari bahan papan, sedangkan bagian belakang dari bahan bambu. Papan dinding dipasang vertikal, sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberi ukiran, sehingga seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif ukiran tergantung pada susunan dan letak papan pada dinding Rumah Gadang.Pada dasarnya ukiran pada Rumah Gadang merupakan ragam hias pengisi bidang dalam bentuk garis melingkar atau persegi. Motifnya umumnya tumbuhan merambat, akar yang berdaun, berbunga dan berbuah. Pola akar biasanya berbentuk lingkaran, akar berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga sambung menyambung. Cabang atau ranting akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas dan ke bawah.